" JOGJA tetap ISTIMEWA..."
                       |   ![[imagetag]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_vwWUIZxaFP2qTKwGwi6yy56kmH9CmLchOktCCnDqfgs4iuTYLnWbgUby0mLwWQFfmE_5pNu8vyH7So5qY9Eib4tzuIcvMOcuQ3sNayM2UY1jrH9-keS6bpAh1I2gQA9iBu4ZELjcD06GC4G11w0L1rG-6jb6cD5stqZEg=s0-d) 
   Selama   ratusan tahun tinggal di Yogyakarta -  Indonesia, Bangsa Belanda   meninggalkan sejumlah bangunan bersejarah  dengan arsitektur bergaya   Eropa yang masih bisa Anda nikmati  keindahannya hingga kini. | 
  
              |          |   LOJI - Kawasan Indische Pertama di Yogyakarta |    Selama    ratusan tahun mendiami Indonesia, termasuk Yogyakarta, Belanda    meninggalkan sejumlah bangunan bersejarah. Bangunan-bangunan itu oleh    warga Yogyakarta sering disebut loji karena ukurannya yang besar dengan    halaman yang luas.      Spoiler for LOJI - Kawasan Indische Pertama di Yogyakarta:                  |   Bangunan    benteng yang sering disebut Loji Besar atau Loji Gede itu dibangun   pada  tahun 1776 - 1778, hanya dua tahun berselang setelah berdirinya   Kraton  Ngayogyakarta Hadiningrat, salah satu pecahan kerajaan Mataram.   Benteng  yang semula bernama Rustenburg itu konon sengaja didirikan di   poros  Kraton - Tugu agar bisa mengawasi gerak-gerik Kraton. Semasa Loji   Besar  masih digunakan sebagai benteng, terdapat sebuah meriam yang   sengaja  diarahkan ke Kraton dalam posisi siaga tembak sehingga   memudahkan  penyerangan. Hal itu dilakukan agar pihak Kraton mengakui   bahwa Belanda  memiliki kekuatan.       | Benteng Vredeburg (Loji Besar) |  |           |          | Gedung Agung (Loji Kebon) |    
 
 ![[imagetag]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_vEc1zJWdyyth-kYFM-6Ih5LmzHybT7NjNOCtek7SvzEdw6Jhm_iDdoADG1tJqL3ERyoqHJkKzrIcs07xYW1fCBVZnPlN0xe8i_yV6qu3Na67NKvAWtyMxJj-N3XcLIdjs=s0-d)          | Loji   Kebon, kini dikenal dengan nama Gedung Agung. Bangunan yang  juga   bergaya eropa itu didirikan tahun 1824 dan digunakan sebagai Gedung    Karesidenan. Halaman Loji Kebon sangat luas dan dihiasi arca-arca yang    dikumpulkan para pejabat Belanda dari penjuru kota Yogyakarta. Tahun    1912, kompleks Loji Kebon dilengkapi dengan bangunan Societeit de    Vereniging, tempat pejabat Belanda berdansa dengan iringan biola. Seperti   halnya Loji Besar, Loji Kebon pun juga menjadi saksi sejarah.    Pembangunan gedung yang dirancang A Payen ini sempat berhenti karena    Perang Diponegoro tahun 1825 - 1830 yang hampir membuat pemerintah    Belanda bangkrut. Pada Masa Jepang, gedung ini menjadi kediaman petinggi    Jepang bernama Koochi Zimmukyoku Tyookan. Demikian pula sejak ibukota    Indonesia berpindah ke Yogyakarta 6 Januari 1946, gedung ini menjadi    istana kepresidenan. Hingga kini, meski ibukota Indonesia berpindah lagi    ke Jakarta, gedung ini tetap berstatus istana kepresidenan.
        Spoiler for Gedung Agung:   |  |           | Loji    Kecil yang berlokasi di sebelah timur Vredeburg kini, tetapnya wilayah    Shopping hingga hampir perempatan Gondomanan. Berbeda dengan Loji   Besar  yang berfungsi sebagai benteng dan Loji Kecil yang berfungsi   sebagai  gedung pemerintahan, Loji Kecil berfungsi sebagai wilayah   hunian.  Di  kawasan itu juga terdapat Gedung Societet Militair yang   dahulu digunakan  sebagai tempat para serdadu militer Belanda bersantai. Kawasan   Loji kecil merupakan pusat kawasan hunian orang Belanda pertama  di   Yogyakarta. Sejumlah fasilitas pendukung kini juga masih bisa  dinikmati   keindahannya, misalnya gereja Protestansche Kerk yang berdiri  tahun   1857 (kini menjadi Gereja Kristen Marga Mulya, berlokasi di utara    Gedung Agung) dan Gereja Fransiskus Xaverius Kudul Loji (bangunan lama)    yang berdiri tahun 1870, berada di sebelah selatan kawasan Loji Kecil.
 |           | Loji    Setan. Dinamakan demikian karena gedung yang hingga kini tak diketahui    tahun pembangunannya itu dikenal angker. Banyak orang mengatakan, pada    ruang sebelah timur dan aula tengah sering terdengar suara orang minta    tolong dan suara iringan musik dansa. Gedung yang kini berfungsi   sebagai  kantor DPRD ini menurut cerita pernah disinggahi Gubernur   Jendral  Raffles pada tanggal 15 Mei 1812, saat Belanda sudah berkuasa   di  Yogyakarta. Loji Setan sejak beberapa lama memiliki beragam   fungsi. Di masa lalu,  gedung ini sering digunakan untuk tempat   bermeditasi dan sebagai ruang  pameran, misalnya pameran oleh Luch   Bescherming Dienst pada tahun 1940.  Pasca Kemerdekaan, gedung yang pada   awalnya bernama Loji Marlborough ini  digunakan sebagai kantor Komite   Nasional Indonesia (1945 - 1949),  kantor Dewan Pertahanan Negara dan   penyelenggaraan sidang Kabinet  (1948).
 |  | 
  
              |   BINTARAN - dari Kediaman Pangeran Bintoro ke Kawasan Indische | 
  
         Bintaran    merupakan kawasan hunian alternatif bagi orang Belanda yang menetap di    wilayah Indonesia, berkembang setelah kawasan Loji Kecil tak lagi    memadai. Perkembangan Bintaran sebagai pemukiman Indische diperkirakan    dimulai tahun 1930an .Umumnya, orang Belanda yang bermukim di Bintaran    adalah yang bekerja sebagai opsir dan pegawai pabrik gula.
  
   Spoiler for BINTARAN - dari Kediaman Pangeran Bintoro ke Kawasan Indische:  
             Quote:
         |   Gedung    Sasmitaloka Jenderal Soedirman yang bisa ditemui persis di sisi kiri    jalan Jalan Bintaran. Dahulu, bangunan yang berdiri tahun 1890 itu    dimanfaatkan sebagai kediaman pejabat keuangan puro Paku alam VII    bernama Wijnschenk. Bangunan itu juga sempat menjadi rumah dinas Jendral    Soedirman, kemudian kediaman Kompi Tukul setelah kemerdekaan.       | Gedung Sasmitaloka Jenderal Soedirman |         Spoiler for Gedung Sasmitaloka Jenderal Soedirman:   | 
  
              |   Bangunan    Museum Biologi yang berada di Jalan Sultan Agung dahulu dimanfaatkan    sebagai tempat tinggal pengawas militer daerah Pakualaman. Kediaman    seorang warga Belanda bernama Henry Paul Sagers, kini dimanfaatkan    sebagai kantor Komando Pemadam Kebakaran.       | Museum Biologi (kantor Komando Pemadam Kebakaran) |  | 
  
              |   Bangunan bersejarah lain adalah penjara Belanda yang kini digunakan sebagai Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan.       | Penjara Belanda (Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan) |  | 
  
         Gereja    Bintaran didirikan atas ide orang Jawa yang merasa tidak sreg dengan    cara berdoa orang Belanda. H. van Driessche. SJ, seorang keturunan    Belanda Indonesia menjadi koordinator pendirian gereja yang berlokasi di    ujung selatan Jalan Bintaran ini. Penamaan gereja yang berdiri tahun    1931 ini menjadi Gereja Santo Yusuf berkaitan dengan permohonan    Driessche pada Santo Yusuf ketika sulit mencari lokasi gereja.
               http://www.kaskus.us/showthread.php?t=12405993         ![[imagetag]](https://blogger.googleusercontent.com/tracker/2863323334011405980-2300594903707115009?l=anaxmuda.blogspot.com)
  
![[imagetag]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_u6O87NciyntuLXtj8ERkE0_5cNGTz71JsEsu5ekunSxR_zvTRQCWRJ1WBCAz7xqmhlFUlEMfOW--ZNS_VsQlHJ4c8u880W3YQNC-1MQJ0cVZslIUw_huWdVtbW8mamyw=s0-d) 
    noreply@blogger.com (Anak Muda) 25 Jan, 2012  
     Sparks 25 Jan, 2012  
    -
Source: 
http://unik-asik-aneh.blogspot.com/2012/01/menelusuri-keindahan-arsitektur-kuno-di.html--
Manage subscription | Powered by 
rssforward.com
 
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah mampir di BLog ane
bila Berkenan, Komen yah tapi jgn spam ^^
Bila anda Mengopi artikel-artikel yang ada pada blog ini
Mohon disertekan Sumbernya agar Blog indonesia maju dan bebas dari Plagitisme ^^