Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
VIVAnews - Kondisi fisik Sahar Gul, wanita korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Afghanistan masih belum stabil walau sudah dirawat di rumah sakit. Tak hanya itu, kondisi psikologisnya juga nampaknya mengalami gangguan sehingga harus didampingi konselor trauma.
Dilansir CNN Sabtu 7 Januari 2012, tanda-tanda siksaan yang dialami remaja berusia 15 tahun ini terlalu nyata untuk diabaikan begitu saja. Luka memar bekas pukulan tersebar merata di sekujur tubuhnya.
Dalam foto yang dirilis Afghan Women's Network, wajah Sahar yang berbaring di tempat tidur rumah sakit tampak lebam. Perban tampak membalut kepalanya yang kini berambut pendek, akibat dipotong mertuanya yang marah karena Sahar menolak tidur dengan pria lain.
Luka yang dideritanya sedemikian berat, dan Sahar juga dilaporkan tak dapat berbicara. Untuk sekedar ke toilet buang air kecil pun ia tak sanggup. Sehingga para perawat memakaikannya popok.
Trauma psikologis berat akibat KDRT juga menghantui gadis ini sehingga ia harus mengonsumsi obat-obatan tertentu supaya kondisi kejiwaannya tetap stabil. Tak hanya itu, ia kini juga mengalami fobia disentuh oleh orang lain.
"Kami menyediakan konselor trauma untuk mendampingi Sahar karena ia terlihat sangat trauma. Bahkan saat saya mencoba menyentuh tangannya, ia menepisnya," kata Wazhma Frogh dari Afghan Women's Network.
Frogh jmenambahkan, walau konddisi Sahar secara umum sudah aman, proses pemulihannya juga tidak bisa berlangsung cepat. Rumah sakit tempatnya dirawat tak mampu menyediakan makanan yang layak, dan hingga kini ia masih belum punya tempat berlindung.
Saking seriusnya kasus Sahar yang mengalami KDRT karena menolak dijadikan pekerja prostitusi, Presiden Afganistan Hamid Karzai sampai memerintahkan Kementerian Dalam Negeri Afganistan untuk menangkap semua orang yang terlibat penyiksaan. Mertuanya telah ditangkap, namun suami Sahar masih buron.
Kasus kekerasan pada wanita cukup sering dijumpai di Afghanistan meskipun Taliban sudah tak lagi berkuasa. Di kuartal kedua 2011 saja, Komisi Independen HAM Afganistan mencatat terjadi 1.026 kasus kekerasan pada wanita, sementara pada tahun lalu jumlahnya mencapai 2.700 kasus.
VIVAnews
http://dunia.vivanews.com/news/read/...n-belum-stabil
banci amat pelakunya, sudah tahu wanita lemah, masih boleh dipukuli
:capedes
Dilansir CNN Sabtu 7 Januari 2012, tanda-tanda siksaan yang dialami remaja berusia 15 tahun ini terlalu nyata untuk diabaikan begitu saja. Luka memar bekas pukulan tersebar merata di sekujur tubuhnya.
Dalam foto yang dirilis Afghan Women's Network, wajah Sahar yang berbaring di tempat tidur rumah sakit tampak lebam. Perban tampak membalut kepalanya yang kini berambut pendek, akibat dipotong mertuanya yang marah karena Sahar menolak tidur dengan pria lain.
Luka yang dideritanya sedemikian berat, dan Sahar juga dilaporkan tak dapat berbicara. Untuk sekedar ke toilet buang air kecil pun ia tak sanggup. Sehingga para perawat memakaikannya popok.
Trauma psikologis berat akibat KDRT juga menghantui gadis ini sehingga ia harus mengonsumsi obat-obatan tertentu supaya kondisi kejiwaannya tetap stabil. Tak hanya itu, ia kini juga mengalami fobia disentuh oleh orang lain.
"Kami menyediakan konselor trauma untuk mendampingi Sahar karena ia terlihat sangat trauma. Bahkan saat saya mencoba menyentuh tangannya, ia menepisnya," kata Wazhma Frogh dari Afghan Women's Network.
Frogh jmenambahkan, walau konddisi Sahar secara umum sudah aman, proses pemulihannya juga tidak bisa berlangsung cepat. Rumah sakit tempatnya dirawat tak mampu menyediakan makanan yang layak, dan hingga kini ia masih belum punya tempat berlindung.
Saking seriusnya kasus Sahar yang mengalami KDRT karena menolak dijadikan pekerja prostitusi, Presiden Afganistan Hamid Karzai sampai memerintahkan Kementerian Dalam Negeri Afganistan untuk menangkap semua orang yang terlibat penyiksaan. Mertuanya telah ditangkap, namun suami Sahar masih buron.
Kasus kekerasan pada wanita cukup sering dijumpai di Afghanistan meskipun Taliban sudah tak lagi berkuasa. Di kuartal kedua 2011 saja, Komisi Independen HAM Afganistan mencatat terjadi 1.026 kasus kekerasan pada wanita, sementara pada tahun lalu jumlahnya mencapai 2.700 kasus.
VIVAnews
http://dunia.vivanews.com/news/read/...n-belum-stabil
banci amat pelakunya, sudah tahu wanita lemah, masih boleh dipukuli
:capedes
udin..sedunia 08 Jan, 2012
Mr. X 08 Jan, 2012
-
Source: http://ideguenews.blogspot.com/2012/01/kondisi-korban-kdrt-afghanistan-belum.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah mampir di BLog ane
bila Berkenan, Komen yah tapi jgn spam ^^
Bila anda Mengopi artikel-artikel yang ada pada blog ini
Mohon disertekan Sumbernya agar Blog indonesia maju dan bebas dari Plagitisme ^^